Restoring Optimism, Rebuilding Confidence

Selama ini, mayoritas media, baik cetak maupun online, kebanyakan menampilkan berita- berita yang kurang baik. Contohnya saja, tindak kriminal yang dilakukan masyarakat, korupsi pejabat negara, bahkan urusan perceraian keluarga selebriti, hingga yang tidak masuk akal seperti penemuan bidadari di pesisir pantai menjadi suguhan di media. Fenomena ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mempengaruhi pola berpikir seseorang. Seseorang yang setiap harinya dicekoki berita- berita negatif cenderung menjadi pribadi yang pesimis dan apatis. Sebelum itu, mari kita cari tahu, mengapa sangat banyak berita negatif di media?

Penelitian menunjukkan, bahwa ternyata otak kita memiliki kecenderungan untuk lebih memperhatikan hal- hal negatif daripada hal- hal  positif. Para peneliti menyebut kecenderungan ini sebagai Negativity Bias. Riset tersebut menunjukkan, bahwa bagian otak kita yang merespon hal negatif bereaksi lebih sensitif dibandingkan bagian otak yang merespon berita positif.



Selain karena faktor ini, media juga berperan besar dalam fenomena ini. Para jurnalis ini seringkali mengalami konflik kepentingan, dimana ia terpaksa mematuhi perintah atasannya untuk menulis berita negatif tentang suatu peristiwa. Akibatnya, para jurnalis terpaksa menulis berita demikian karena takut kehilangan pekerjaannya.

Tetapi, pemberitaan negatif itu sendiri tidak selamanya  ‘Negatif’. Pemberitaan tersebut dapat membuka kesadaran kita, akan isu- isu yang sebelumnya tak kita ketahui di luar sana. Kita sendiri juga perlu mengasah kemampuan analisis kita terhadap segala sesuatu yang ditayangkan di media, atau disebut sebagai Literasi Media’. Literasi Media dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari- hari. Misalnya saat kita membaca koran, menonton televisi, mendengarkan radio atau membaca artikel. Kemudian, kita bisa membandingkan satu berita yang disiarkan oleh beberapa media tersebut, lalu menganalisis perbedaannya. Setelah itu, kita membuat ulang kembali berita tersebut menurut pemahaman kita dan kita pun telah lebih kritis terhadap media, karena menyadari berita itu ada, karena dibuat. Selain itu, kita juga harus lebih pandai dalam memilih berita. Pilihlah berita- berita positif yang membangun, dan yakinlah bahwa masih banyak hal- hal baik di luar sana.






(Judul mengutip dari tagline GNFI, isi artikel dan gambar disadur dari Kok Bisa)

BHAWARA KARTINI DAY #2

Setiap tahunnya, pada tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Peringatan Hari Kartini bertujuan untuk mengenang jasa- jasa RA. Kartini kepada bangsa Indonesia dan juga untuk memotivasi kaum muda agar bisa menjadi sosok inspiratif layaknya RA. Kartini. SMPN 8 Yogyakarta pun tidak mau ketinggalan dalam menyemarakkan kegiatan Hari Kartini tersebut. OSIS mengadakan perlombaan- perlombaan yang berlangsung pada hari Sabtu, 23 April 2016. Kegiatan in mengambil tajuk yang sama dengan kegiatan serupa pada tahun sebelumnya. Kegiatan tidak dilangsungkan pada tangal 21 April dikarenakan pada hari tersebut kelas IX sedang menempuh Tes Pendalaman Materi.

Ada 4 macam lomba yang diselenggarakan pada tanggal 23 April kemarin, yaitu, lomba memasak, buta rias, estafet, dan juga lipsync. Perlombaan memasak diikuti oleh 5 orang siswa laki- laki dari setiap kelas. Ketentuan hidangan yang disajikan adalah masakan Nusantara. Lomba memasak ini bertujuan untuk mengenalkan kembali makanan khas Indonesia dan menunjukkan bahwa memasak bukan hanya pekerjaan perempuan. Seluruh peserta yang mengikuti lomba memasak ini berlomba- lomba untuk menghidang kan masakan yang lezat dengan penampilan menarik. Ada beberapa hidangan yang menarik hati dewan juri, seperti soto betawi, sate, dan plecing ayam serta sayur lawar kacang panjang khas Bali.  Perlombaan buta rias diadakan bersamaan dengan perlombaan masak. Perlombaan ini diikuti 2 orang siswi,1 anak sebagi perias dan 1 anak lain sebagi yang dirias. Yang membuat perlombaan ini menarik dan menghibur adalah seluruh perias ditutup matanya dengan kain sehingga membuat wajah yang dirias belepotan

Lomba lipsync dan estafet dilaksanakan setelah lomba memasak dan buta rias. Lomba lipsync yang diadakan di panggung barat ini berlangsung meriah. Lagu yang 'dinyanyikan' adalah lagu Indonesia pada era 60-90an. Ada yang menyanyikan lagu Sheila on 7, ada yang menyanyikan lagu 'Yogyakarta' karya KLA Project, dan yang paling menghibur adalah penampilan dari kelas VIII-E yang menampilkan lagu anak 'Kebelet Pipis'. Yang membuat penonton terhibur adalah kedua perwakilan dari kelas VIII-E menampilkan ekspresi dan peragaan lucu, namun tidak begitu hafal lirik lagu tersebut. Perlombaan estafet dilaksanakan di lapangan voli dan halaman depan. Babak penyisihan dilangsungkan di lapangan voli. Perlombaan pada estafet ini adalah lomba balap bakiak, balap karung, balap kelereng, dan juga memasukkan bolpoin ke dalam botol. Setiap satu giliran ada 3 kelas yang berlomba, hingga 7 kelas yang memenangkan masing- masing giliran maju ke babak perempat-final yang dilangsungkan di halaman depan. Babak demi babak terlewati, hingga babak final yang mempertemukan kelas VIII-B, VII-J, dan VII-G berlangsung. Kelas VIII-B yang sempat mengungguli kedua lawannya dengan jarak yang jauh akhirnya harus puas menduduki peringkat 2 setelah berhasil dikalahkan kelas VII-J. Meski begitu, peserta yang belum berhasil menang tetap gembira dan para penonton terhibur.

Berikut ini beberapa foto pada kegiatan Bhawara Kartini Day #2. 






AKUN LINE RESMI BHAWARA 8

Friends Added