AFTEREIGHTXAM Telah Usai!

       Untuk menutup semester I Tahun Ajaran 2015/2016, OSIS SMPN 8 Yogyakarta mengadakan kegiatan classmeeting untuk mengisi waktu luang para siswa. Kegiatan bertajuk 'AFTEREIGHTXAM: Glory Without Animosity' ini berlangsung dari hari Selasa, 15 Desember 2015 hingga hari Kamis, 17 Desember 2015. Kegiatan ini memperlombakan 4 mata lomba utama, yaitu futsal, drama, estafet, serta music art. Selain keempat mata lomba tersebut, ada juga 1 lomba tambahan yaitu suporter terbaik.

      Kegiatan futsal yang bersistem knockout diselenggarakan selama 3 hari. Pada hari pertama dilangsungkan babak 30 besar. Futsal hari kedua berlangsung semakin sengit. Kompetisi yang sudah masuk ke babak 15 besar serta semifinal tersebut berjalan hingga siang hari. Hari ketiga adalah hari yang ditunggu- tunggu. Babak final serta perebutan juara 3 dipertandingkan di hari ketiga ini. Setelah melewati pertandingan yang mendebarkan hingga babak adu penalti, kelas IX-B berhasil menjadi juara 3 kompetisi futsal pada classmeeting ini. Babak final juga tak kalah seru. Sempat tertinggal 2-0 oleh kelas IX-G, kelas VIII-G menunjukkan semangat pentang menyerah hingga berhasil menyamakan kedudukan. Pertandingan pun harus dilanjutkan dengan babak adu penalti. Setelah melalui saat- saat mendebarkan, Novaldy sebagai 'algojo' penentu pertandingan berhasil mencetak gol penentu kemenangan kelas VIII-G di babak final. 
          Ada beberapa cerita menarik selama kompetisi futsal berlangsung. Helmitama, penjaga gawang kelas VIII-E mengenakan topeng tokoh pahlawan super terkenal Captain America ketika timnya mencetak gol. Meskipun di akhir pertandingan timnya kalah dengan skor 1-4, penonton tetap terhibur dengan aksi- aksi Helmi selama pertandingan berlangsung. Di pertandingan lain, ada sesuatu yang mencuri perhatian para penonton. Ya, tim kelas IX-I diperkuat oleh seorang pemain perempuan yaitu Laras. Meskipun pertandingan berjalan cukup keras, Laras tetap terus berlari hingga timnya berhasil meraih kemenangan dan melaju ke babak berikutnya.

       Sementara itu, kegiatan drama pada hari pertama dan kedua juga berlangsung meriah. Penampilan drama 'Arya Penangsang' dari kelas IX-B berhasil membuat penonton kagum dengan properti- properti drama yang telah disiapkan dengan sangat kreatif. Ada juga penampilan 'Malin Kundang' dari kelas VIII-E. Meskipun menggunakan properti yang sangat sederhana, para pemain berhasil mengocok perut penonton yang menyaksikan pertunjukan mereka.

         Kegiatan music art dan estafet yang dilaksanakan pada hari ketiga juga tak kalah seru. Penampilan- penampilan dari 'band' kecil- kecilan meramaikan panggung barat SMPN 8 Yogyakarta. Di halaman depan, tempat kegiatan estafet berlangsung, para penonton bersorak- sorak heboh ketika menyaksikan teman- temannya bertanding. Estafet yang memperlombakan lari kelereng, balap bakiak, balap karung, dan juga pukul air ini berjalan dengan sangat meriah. Kejadian- kejadian lucu, seperti jatuh dari bakiak dengan posisi saling bertindih, hampir terpeleset saat meloncat- loncat dengan karung, hingga aksi para peserta pukul air yang kebingungan mencari targetnya lantaran matanya ditutup dengan mitela turut meramaikan lomba estafet ini. Di babak final, kelas IX-I berhasil mengungguli lawan- lawannya dari kelas IX-G dan VII-H. Menurut salah seorang peserta dari kelas IX-I, ia sangat senang bisa memenangi lomba estafet ini. "Padahal ini persiapannya cuma bentar, mepet banget," ujarnya.

Meskipun belum bisa menjadi pemenang, peserta- peserta lain tetap gembira dalam acara ini. Kegiatan ini memang tidak sekedar mencari kemenangan, namun juga untuk memupuk rasa persahabatan antar teman serta sportivitas dalam berkompetisi.



FOTO- FOTO KEGIATAN AFTEREIGHTXAM

Foto oleh: Halimah Azzahra

Foto oleh: Laras Nadila

Foto oleh: Nurrotul Ilma
Foto oleh: Nurrotul Ilma


Books are Gateways to a Boundless Universe

Fakhri Ghiffari (Ex. Sekbid X)

Some people are madly in love with books. Some people feel tortured when they are forced to read one. But honestly, I don’t see a reason for anyone not to read books often. And I think those who are reluctant to do so, just hasn’t been able to see the beauty that a book brings. So as someone who does see that beauty, I feel like I have the responsibility to at least try and describe it to those who don’t.

          I personally think that one of the strongest effects that books have is that they can literally shape your mental character. The way you think, the way you see things, the way you talk, the words you choose when you have to write something, those kind of stuff. For example, the more books you read the more you know about things and not only that you know about those things, but you also become accustomed to seeing those things in different perspectives whether it’s from a sceptics or from an open-minded. And when what I just mentioned in the previous sentence becomes a habit, you will be able to see the world as it is and act upon it in the right way.

           Books also has the power to increase your vocabulary. You might argue that having a great range of vocabulary is not important. But the truth is you’re definitely going to need for a whole lot of stuff if not now, in the future. Having a lot of words in your vocabulary arsenal just goes to show how intelligent you are and therefore you can use it as a weapon to deal with lots of situations. Your vocabulary a problem solver really.

          But above all that, what I treasure the most from my books is that they have this “magical” power to be able to bring me to another place. They can completely distract my head from the problems that I’m facing in the “real world”. They’re like chill pills. And for a person in distress, chill pills are like oases. But when your head gets drifted to a completely different place with a completely different storyline running, it’s not just about the calmness. It’s also about the sense of appreciation that you feel at the current moment. The sense of appreciation that you feel for the book, the author, the information encoded in it, the words written in it, the illustrations drawn in its front-cover and some of its pages. That sense of appreciation is absolutely amazing and it’s certainly something to be grateful about.

Books can literally bring you to another beautiful boundless universe. So why not go on an adventure right now?


Apa Salahnya Mencontek?

Rifkanisa Nur Faiza (Koord. Sekbid IV)

Siapa yang tak kenal dengan kata mencontek ? Kata ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita, terutama di kalangan pelajar. Perilaku ini seolah sudah menjadi budaya turun temurun si kalangan palajar mulai dari siswa SD hingga mahasiswa. Cara menconteknya pun juga semakin canggih. Dulu, menconteknya dengan menuliskan materi/jawaban di kertas kecil, di tangan, atau di meja. Tetapi seiring majunya zaman, kini mencontek kerap dilakukan dengan searching google atau foto catatan melalui hp.

Banyak pelajar sekarang yang tidak lagi merasa bersalah ketika mencontek. Hal ini banyak dilakukan oleh pelajar karena tujuan mereka hanya untuk mengejar nilai dan memenuhi tugas. Ketika ditanya alasan mereka mencontek, pasti mereka menjawab dengan kalimat super ampuh ini; “Karena kenyataannya nilai lebih dihargai dibanding dengan kejujuran. Lagian nggak ada yang tahu.” Tetapi memang banyak guru yang hanya menuntut supaya siswa mendapat nilai yang baik. Banyak yang tidak menghargai, bahkan tidak peduli dengan progress siswa mencapai nilai tersebut. Alhasil siswa menghalalkan segala cara untuk mendapat nilai bagus. Terutama dengan mencontek. Bahkan kini banyak siswa yang bertanya;

“Apa salahnya mencontek?”

Banyak pelajar sekarang berargumen bahwa mencontek itu tidak salah. Apa salahnya mencontek kalau kita hanya dituntut untuk mendapat nilai bagus. Kita diminta untuk meningkatkan nilai sekolah kita supaya tidak kalah dengan sekolah lain. Kita dituntut untuk menguasai semua mata pelajaran dengan mendapat hasil yang maksimal di semua mapel. Lalu, apa salahnya mencontek? Toh guru nanti hanya melihat hasilnya. Kira-kira seperti itulah argumen pelajar sekarang tentang mencontek.
Sekarang, biar kami perjelas. Siswa bertanya, apa salahnya mencontek? Tentu salah. Perilaku mencontek sama saja dengan memanipulasi nilai, membohongi diri kalau sebenarnya tidak bisa, dan tentunya merugikan siswa yang rajin belajar. Sekarang giliran kami bertanya balik, apa sebenarnya mereka yang mencontek itu merasa bangga dengan hasil yang didapat dari mencontek? Apakah perilaku mencontek ini dibenarkan?

Dalam Islam sendiri, Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah /2:9 yang artinya;
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.”

Perlu diketahui, mencontek memiliki banyak dampak negatif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut beberapa diantaranya:
1
  .       Perasaan takut dan cemas
Moncontek menimbulkan rasa takut dan cemas. Terutama takut ketahuan. Siswa menjadi tidak tenang, dan tidak fokus ketika mengerjakan soal ujian yang justru malah merusak kepercayaan diri mereka.

2.       Tidak percaya diri
Semakin sering siswa mencontek, semakin berkurang rasa percaya diri mereka kalau mereka bisa mengerjakan sendiri. Setiap siswa sebenarnya memiliki kemampuan untuk menerima pelajaran. Sayangnya ada siswa yang malas menggunakan kemampuannya itu. Sehingga mereka memilih cara yang lebih praktis dan berbuah manis tanpa perlu bekerja keras.

3.       Malas belajar
Tentu saja perilaku mencontek bisa menyebabkan turunnya motivasi belajar siswa. Sehingga mereka hanya mengandalkan contekan ketika menghadapi ujian. Akibatnya siswa mendapat nilai bagus tetapi tidak menguasai ilmu yang seharusnya mereka tahu.

4.       Biasa Berbohong
Mencontek menyebabkan siswa menjadi terbiasa berbohong dan tidak merasa bersalah ketika melakukan kecurangan. Hal itu tentu bisa berdampak sangat buruk bagi masa depan siswa.

5.       Menghalalkan segala cara
Mencontek menyebabkan siswa terbiasa menghalalkan segala cara ketika ingin mencapai sesuatu. Segala cara mereka lakukan untuk memperoleh hasil tanpa ingin menjalani proses. Maka sangat bahaya hal ini menjadi kebiasaan siswa.

6.       Tidak terlatih menghadapi masalah
Menyontek menyebabkan siswa tidak berupaya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Padahal masalah pasti akan terus datang ke depannya nanti, maka mencontek berdampak sangat besar bagi masa depan siswa esok.


7.       Membohongi diri sendiri
Seperti yang sudah kami sebutkan, siswa yang mencontek sebenarnya membohongi diri sendiri kalau mereka tidak bisa. Nah itu bisa menjadi masalah besar kedepannya. Contoh ketika ujian tengah maupun akhir semester nilainya selalu memuaskan tapi ternyata ketika ujian nasional (dimana suasana tidak mendukung untuk mencontek) nilainya anjlok karena selama ini ia hanya membohongi dirinya sendiri. Bila itu benar terjadi pasti akan menyeramkan dan memalukan bagi siswa tersebut.

8.       Tidak menghargai diri sendiri
Menyontek menyebabkan siswa merasa dia tidak bisa. Menyebabkan siswa merasa tak mampu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Sikap ini berarti ia tidak menghargai dirinya sendiri. Tentu sangat bahaya bila kita tidak menghargai diri sendiri.

9.       Menular
Ada yang mengibaratkan mencontek seperti penyakit menular. Jika melihat teman sekelasnya mencontek, tetangga kiri kanannya pun bisa ketularan mencontek. Bahkan bisa menular hingga seantero kelas.

1.   Ketergantungan dan kecanduan
Jika terbiasa mencontek maka akan timbul ketergantungan terhadap orang lain, catatan, atau media mencontek lainnya. Hal ini biasanya dirasa setelah mencontek yang pertama, siswa menjadi merasa perlu mencontek dan kecanduan untuk mencontek lagi (selama belum ketahuan)
Lalu bagaimana cara mencegah agar tidak mencontek?

1.    Belajar
Tentu saja belajar merupakan cara utama. Siswa harus berusaha semaksimal mungkin dengan jerih payah sendiri yaitu dengan belajar giat. Siswa juga harus memahami arti penting belajar dan menerawang kedepannya, jangan hanya berpikir jangka pendek. Selain itu pertimbangkan juga prinsip keadilan. Siswa harus bisa fair dalam bersaing. Jangan merugikan teman yang giat belajar.

2.       Bergaul dengan teman yang baik
Pergaulan sangat berpengaruh bagi karakter dan kebiasaan siswa. Bila bergaul dengan teman yang tukang mencontek maka akhirnya dapat menular. Maka pandai-pandailah memilih pergaulan.


Oleh karena itu mari kita berlomba-lomba dalam kebaikan agar menjadi yang terbaik dan bermanfaat bagi semua. Kebahagiaan tidak mesti selalu dengan hasil nilai A dalam ujian. Namun kebahagiaan sejati adalah ketika kita menikmati proses untuk mendapatkan hasil, berapapun nilanya setidaknya dengan jujur kita mendapat nilai plus di mata Tuhan. Semangat!

AKUN LINE RESMI BHAWARA 8

Friends Added